Monday, November 26, 2018

Fisika XI (II) - Gerak Parabola

Gerak Parabola

A. Definisi

Gerak parabola merupakan gerak yang sering kita temui dikehidupan sehari hari. Gerak ini memadukan GLB dan GLBB.

B. Rumus GLB dan GLBB pada Gerak Parabola


Gerak pada sumbu X adalah GLB
Gerak pada sumbu Y adalah GLBB.

GLB / Sumbu X

Dirumuskan sebagai :
 Keterangan :
vx = Kecepatan di sumbu x

v0 = Kecepatan awal
θ = Sudut



GLBB / Sumbu Y

Dirumuskan sebagai :
Keterangan :
vx = Kecepatan di sumbu x

v0 = Kecepatan awal
θ = Sudut


C. Rumus Cantik untuk Gerak Parabola

Berikut adalah contoh dari rumus jadi gerak parabola :
Keterangan :
Xmax = Jarak terjauh
Y max = tinggi max
t = Waktu
Saturday, November 17, 2018

Fisika XI (I) - Kinematika dengan Analisis Vektor


Kinematika dengan analisis Vektor

Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari kinematika dan vektor, disini akan dibahas lebih dalam lagi.

A. Kecepatan (v) dan Posisi (r)

Kecepatan Rata - Rata
r = Posisi
t = Waktu
v = Kecepatan Rata Rata

Kecepatan Sesaat
Pada persamaan diatas didapati bahwa kecepataan sesaat adalah turunan dari posisi dibanding waktu.

B. Percepatan


Percepatan Rata - Rata



a = Percepatan
v = Kecepatan
t = Waktu
Percepatan Sesaat
 
Pada persamaan diatas didapati bahwa percepataan sesaat adalah turunan dari kecepatan dibanding waktu.

C. Turunan dan Integral (Ilmu tambahan)

Turunan

Kita akan menggunakan konsep turunan sederhana pada BAB ini, sifat turunan yang pertama yaitu :

Jika f(x) merupakan sebuah fungsi dan f'(x) merupakan turunan pertamanya, maka persamaannya adalah :
Integral
Kita juga akan menggunakan konsep integral tidak tentu sederhana yaitu :
Jika f(x) = ax^n merupakan suatu fungsi, maka integralnya adalah :


 

D. Integral dalam Kinematika

Integral dalam menentukan v bila a diketahui :
Integral dalam menentukan r bila v diketahui :


E. Hubungan Posisi, Kecepatan dan Percepatan

r » v » a
r diturunkan menjadi v, v diturunkan menjadi a
Sementara kebalikannya, dapat menggunakan konsep Integral, yaitu :
a » v » r
a di integral menjadi v, v di integral menjadi r

F.  Gerak Melingkar

Konsepnya sama, dengan menganggap bahwa :
θ = r
ω = v
α = a


Friday, November 16, 2018

Fisika X (VII) - Listrik Dinamis


 Listrik Dinamis 


A. Kuat Arus Listrik

Diketahui Muatan dan Waktu


Keterangan :
Q = Muatan
I = Arus Listrik
t = Waktu


Diketahui Tegangan dan Hambatan



Keterangan:
V = Beda Potensial
I = Kuat Arus
R = Hambatan Pengganti

B. Hukum Kirchoff I

Rumus :



I = Arus Listrik

C. Hambatan Total


Hambatan Seri : 


Hambatan Paralel :



Dengan R adalah hambatan

D. Sumber Potensial Listrik

Dirumuskan sbg :

Keterangan : 
ε = GGL
R = Hambatan
I = Kuat Arus

E. Hambatan Listrik

Hambatan makin besar jika bahan makin besar.
Hambatan listrik makin kecil bila ukuran penampang bahan makir besar.
Jenis bahan mempengaruhi besarnya hambatan.

Persamaan :


Keterangan :
R = Hambatan
p (Rho) = Hambatan Jenis Bahan
A = Luas Penampang
T = Suhu
Ro = R awal

F. Jembatan Wheltsone


Cara mendeteksi jembatan wheltsone dengan cara :

(a . d) = (b . c)

Contoh :
a = 4 ohm
b = 2 ohm
d = 3 ohm
c = 6 ohm

Maka hasil a . d harus sama dengan b . c,
Maka : (4.3) = (2.6), 12 = 12

Jadi, untuk mengerjakan jembatan wheltsone, hambatan ditengah kita hilangkan.

G. Hukum Kirchoff II

Cara mengerjakannya dengan membuat loop, dengan syarat :

> Loop bertemu +, ε menjadi +
> I Searah loop, I adalah +
> Loop harus konsisten.

Persamaannya adalah :

∑ε + ∑ I . R = 0

E. Daya

Persamaan mengenai daya adalah :



Keterangan :
W = Usaha / Energi
P = Daya
t = Waktu
V = Voltage
q = Muatan
m = Massa
c = Kalor Jenis
T = Suhu
R = Hambatan

Fisika X (VI) - Optika Fisis

Optika Fisis

A. Pembiasan

Hukum Snellius :

1. Sinar Datang, Garis Normal, Sinar Bias terletak pada 1 Garis.

2. Sinar Datang dari renggang ke rapat maka Sinar Bias dibiaskan mendekati garis normal.


Dirumuskan sebagai :


Dengan persamaan lain untuk indeks bias mutlak adalah :
n = Indeks Bias
c = Kecepatan Cahaya (3 x 10^8)
v = Kecepatan Cahaya dalam medium

B. Pembiasan pada Lengkung


Persamaan dari sudut penglihatan orang adalah sebagai berikut :


Keterangan :

n = Indeks Bias
s = Jarak benda terhadap bidang
s' = Jarak bayangan benda terhadap bidang
r = Jari - jari kelengkungan

Dengan catatan jika :

r (+) artinya Lensa Cembung
r (-) artinya Lensa Cekung

C. Pergeseran Sinar Kaca dalam Paralel



Persamaannya adalah :


t = Pergeseran Sinar
d = Tebal kaca
i = Sudut Datang
r = Sudut Bias

D. Pembentukan Bayangan

Pada cerming lengkung, berlaku persamaan berikut :


Dengan :

f = Fokus
s = Jarak Benda
s' = Jarak Bayangan
M = Perbersaran
h = Tinggi benda
h' = Tinggi bayangan
R = Jari - Jari

E. Pembagian Ruang Cermin



Persamaanya adalah :


R = Jari- Jari Benda
R' = Jari Jari Bayangan

F. Lensa

Jenis Lensa

Lensa Cembung :
1. Positif
2. Mengumpulkan Sinar

Lensa Cekung :
1. Negatif
2. Menyebarkan Sinar

Kekuatan Lensa
P = Kekuatan Lensa (D)
f = Fokus (m)

G. Alat Optik

Mata
  • Mengandung sebuah lensa cembung yang ketebalannya dapat diatur.
  • Mengakibatkan perubahan panjang focus lensa mata sehingga mata dapat melihat dengan jelas benda yang jauh maupun dekat.

Mata Normal
  • Mata normal dapat melihat benda dengan jelas mulai dari jarak sekitar 25 cm sampai jarak tak terhingga 
  • Jarak 25 cm disebut Titik Dekat ( PP – Punctum Proximum ) 
  • Jarak tak terhingga disebut Titik Jauh ( PR – Punctum Remotum) 
  • Yang menyebabkan mata manusia memiliki akomodasi yg luas krn lensa manusia bisa berubah fokusnya disebabkan oleh otot serabut yang menyebabkan lensa cembung atau memipih.
Penyakit Mata

Miopi 

Persamaannya adalah :


Keterangan : 
PR = Titik Jauh Mata (cm)

Hipermiopi


Persamaannya adalah :

Sn = Akomodasi Mata Normal (25 cm)
PP = Titik Dekat (cm)

Kaca Pembesar

Persamaanya adalah :

Perbesaran tak akomodasi
Perbesaran Akomodasi
Perbesaran Akomodasi pada jarak X

Keterangan :
M = Perbesaran
f = Fokus
x = Jarak X

Mikroskop

Kata Kunci :
fob < fok

Perbesaran tak Akomodasi
Perbesaran Akomodasi
Panjang Mikroskop Tak Akomodasi
Panjang Mikroskop Akomodasi
Ket :
M = Perbesaran
S'ob = Jarak benda objektif
fok = Fokus Okuler

Dengan catatan :
- Jika Akomodasi Maksimal, S'ok = 25 cm
- Jika Akomodasi Minimal, S'ok = ~

Teropong Bintang

Keyword :
fob > fok

Persamaannya adalah :

Perbesaran Akomodasi
Perbesaram Tidak Akomodasi
Panjang Teropong Akomodasi
Panjang Teropong tak Akomodasi
Dengan catatan :
- Jika Akomodasi Maksimal, S'ok = 25 cm
- Jika Akomodasi Minimal, S'ok = ~

Teropong Bumi

Keyword :
fob > fok

Pada teropong bumi, rumus perbesaran akomodasinya dan tidak akomodasi adalah sama. Perbedaannya di rumus panjang teropong yaitu :

Panjang Teropong Akomodasi

d = fob + 4fp + sok

Panjang Teropong tidak Akomodasi

d = fob + 4fp + fok

fp = Fokus lensa pembalik

Dengan catatan :
- Jika Akomodasi Maksimal, S'ok = 25 cm
- Jika Akomodasi Minimal, S'ok = ~

Fisika X (V) - Suhu dan Kalor


Suhu dan Kalor

A. Mengkonversi Temperatur

Menggunakan Perbandingan C, F dan R

Perbandingan dari Celcius, Reamur dan Farenheit adlaah sebagai berikut :

C : R : (F - 32)  = 5 : 4 : 9

Dengan C sebagai Celcius, R sebagai Reamur dan F sebagai Farenheit.

Menggunakan Perbandingan Titik Didih dan Titik Beku



Cara menghitungnya adalah dengan persamaan / perbandingan berikut :



Tt = Titik Tengah (Titik yang diketahui atau ditanya)
Ta = Titik Atas / Didih
Tb = Titik Bawah / Beku

B. Pemuaian

Pemuaian Panjang


Rumus :

Lt = Lo + ΔL
ΔL = α . Lo . ΔT
Lo = ( 1 + α ΔT)


Keterangan :
Lt = Panjang Total
Lo = Panjang Awal
ΔL = Perubahan Panjang
ΔT = Perubahan Suhu
α = Koefisien Panjang

Pemuaisan Luas

Rumus :

At = Ao + β A
ΔA = β . Ao . ΔT


Keterangan :
At = Luas Akhir
Ao = Luas Awal
β = 2α = Koefisien Luas
ΔT = Perubahan Suhu
ΔA = Perubahan Luas

Pemuaian Volume

Rumus :

Vt = Vo + ΔV
ΔV = Vo . γ . ΔT


Keterangan :
Vt = Volume Akhir
Vo = Volume Awal
γ = 3α = Koefisien Volume
ΔT = Perubahan Suhu
ΔV = Perubahan Volume

C. Kalor


Dibawah 0ºC dan 0ºC ke 100ºC

Q = m . C . ΔT

Q = Kalor
m = Massa
C = Kalor Jenis
ΔT = Perubahan Suhu

0ºC melebur ke 0ºC

Q = m . L

Q = Kalor
m = Massa
L = Kalor Lebur

100ºc menguap ke 100ºc

Q = m . u

Q = Kalor
m = Massa
u = Kalor Uap

D. Asas Black

Q Lepas = Q Terima

Q = Kalor